(slidegossip.com)Perempuan transgender yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi
korban pembunuhan mutilasi di Brisbane, Australia, telah diidentifikasi bernama
Mayang Prasetyo (27tahun). Tubuh Mayang dipotong-potong dan dimasak dengan cara direbus oleh suaminya yang berprofesi sebagai koki,
Marcus Volke (28tahun). Markus kemudian ditemukan bunuh diri dengan cara menggorok lehernya setelah kabur dari kejaran polisi.
Jika melihat akun Facebook-nya, Markus Volke tidak terlihat sebagai pria yang bisa melakukan pembunuhan sadis tersebut. Sebab, Volke termasuk pria yang mendukung anti-kekerasan terhadap perempuan. Sementara itu, akun Facebook milik Mayang Prasetyo kini dipenuhi ucapan belasungkawa dan keterkejutan dari kawan-kawannya.
"Rest in peace my dear," kata Yun Tenbrink di halaman Facebook milik Mayang.
"I just found out about Mayang from the Brisbane newspaper, rip lil sister," kata kawan lainnya, Stefanie Harmer.
"Bener gak sih temen kita ini sudah meninggalkan kita?" tanya Feisal Imron.
Mayang Prasetyo mengawali kisah asmaranya di kapal pesiar internasional. Awal kisah cinta Mayang dan pacarnya, Marcus Volke diceritakan ibu Volke, Dorothy Volke. Di kapal pesiar internasional, kata Dorothy, putranya dan mayang sama-sama bekerja sebagai koki.
Mayang diketahui juga merupakan bagian dari komunitas gay di Bali. Salah seorang karyawan bar di Bali yang mengenal Mayang, menyebut dirinya terakhir bertemu dengan wanita yang diduga sebagai pelaku transgender tersebut pada bulan lalu.
"Dia membelikan saya makan di sebuah warung, dekat tempat kerja saya, saat terakhir kali kami bertemu, bulan lalu," ungkap Mia, seorang pekerja di Joe bar.
Mia juga menyebut Mayang adalah seorang PSK kelas atas. "Dia adalah seorang pekerja seks komersial (PSK), dia datang ke sini hanya untuk minum-minum dan mencari pelanggan," ucap Mia.
Mayang juga diketahui pernah mengiklankan dirinya sebagai seorang escort atau pendamping di Brisbane.
Menurut tetangga apartemen tempat Mayang dan Marcus tinggal, pasangan ini adalah pasangan yang normal. Sejumlah tetangga Markus melaporkan bau busuk tersebut kepada manajer gedung. Courtney Reichart pertama kali mencium bau busuk pada Rabu (1/10/2014) ketika ia pulang dari kerja. Ia mengatakan, bau busuk itu bertambah parah tiap harinya dan tak pernah hilang.
"Pada hari sabtu, waktu saya keluar rumah untuk berjalan-jalan, baunya membuat mata anda berair, membuat anda tiba-tiba mual. Baunya seperti seseorang telah mengeluarkan makanan anjing atau daging merah dan meninggalkannya begitu saja selama beberapa hari," kisahnya.
Kompleks apartemen Marcus dan Courtney baru dibuka dua bulan lalu, selama waktu itu, Courtney hanya pernah bertemu Marcus dan pacarnya beberapa kali. Ia mengungkapkan, ia tak pernah mendengar pertengkaran dan pasangan itu memiliki sejumlah anjing.
"Mereka pasangan yang normal. Mereka terlihat sangat ramah," ujarnya seraya menyebut bahwa Mayang adalah sosok wanita yang cantik.
Melansir News.com.au, Selasa (7/10/2014), salah seorang mantan kekasih Mayang, Brad Whitehouse mengaku sangat terkejut saat mendengar kematian Mayang. Di mata Brad, Mayang adalah seorang yang berani dan memiliki impian untuk menjadi wanita seutuhnya.
"Dia (Mayang) adalah tipikal seorang pemimpin dan sangat pemberani. Saya tahu ketika pertama kali mengenalnya, saya telah bertemu dengan seseorang yang mengagumkan dan bisa dengan mudah mendapatkan teman," ungkap Brad.
"Saya benar-benar merasa sedih, sama seperti teman-temannya yang lain, khususnya mereka yang berada di Indonesia. Saya meyakini hati teman-teman Mayang di Indonesia saat ini pasti benar-benar hancur saat mendengar berita kematiannya," lanjut Brad.
Brad menyatakan cita-cita terbesar Mayang adalah ingin menjadi seorang ibu dan pegusaha yang sukses. "Mayang hidup sebagai seorang wanita, dan ingin membuat langkah besar dalam kehidupannya sebagai wanita. Dia ingin mengadopsi seorang anak, dia ingin menjadi seorang ibu dan juga sekaligus pengusaha yang sukses," terangnya.
Nining Sukarni, Ibunda Mayang menyatakan, Mayang dan Marcus telah meminta restu untuk menikah pada pertengahan tahun lalu. Melansir The Australia, Senin (6/10/2014), keduanya menikah di luar negeri dan dikabarkan berbulan madu di Eropa.
"Sebelum mereka menikah pada Agustus tahun lalu, Febri (nama asli Mayang) menghubungi saya untuk meminta restu," ungkap Sukarni.
Sang bunda mengaku terkejut ketika mendengar anak sulungnya tewas di tangan suaminya sendiri secara mengenaskan. Menurut Sukarni, Febri adalah seorang yang sangat pencemburu dan sangat emosional. Hal itu mungkin bisa menjadi salah satu penyebab pertengkaran keduanya, yang berujung pada pembunuhan Febri (Mayang).
(Op)